Kamu mungkin tidak tahu, jika aku selalu memandangimu diam-diam dari kejauhan. Memandangi setiap gerak-gerikmu, Melihat senyum dan tawamu yang bahkan sampai saat ini mampu membuat jantungku ingin lompat ke luar peradabannya.
Kamu mungkin tidak tahu, jika aku sangat mengagumi kepandaianmu yang luar biasa, agamamu yang Subhanallah itu, yang mampu membuatku jatuh hati berkali-kali lipat bahkan rasanya semuanya berbunga-bunga jika selalu mengingatmu.
Kamu mungkin tidak tahu, jika aku iri melihat adikmu yang sangat kamu manjakan itu, yang selalu kamu ajak berbahagia bersama, kamu sayangi dia selayaknya dia satu-satunya milik yang kamu cintai.
Kamu mungkin tidak tahu rasanya bahagia ala diriku adalah jika dirimu melintas dihadapanku, bahkan hingga mengembangkan senyummu untukku. Kali ini rasanya jantungku berdegub 1000 kali lipat dari biasanya.
Kamu mungkin tidak tahu, jika namamu itu selalu aku sematkan dalam doa-doa selepas sujudku bahkan di sepertiga malamku. Aku meminta pada-Nya dalam kesyahduan, linangan air mata yang deras bahkan rasanya sesak sekali menahan semuanya yang aku curahkan ini.
Kamu mungkin tidak tahu, jika aku mengenalmu lebih dari yang kamu tahu bahkan mungkin dirimu sendiri. Karena aku sangat tahu hal apa saja yang kamu suka dan apa yang kamu tidak suka dalam segi apapapun. Sedalam ini aku mengidolakanmu.
Kamu mungkin tidak tahu, jika rasanya sesak sekali ketika ada orang yang menggilaimu secara terang-terangan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena yang aku tahu aku tidak mempunyai hak apapun untuk melarangmu. Hanya sesak di dada yang dapat aku rasakan
Kamu mungkin tidak tahu, jika perasaan ini sudah mendarah daging. Hal yang tersulit memang karena aku tidak mengatakannya padamu. Aku hanya menyimpannya dalam diam, dalam hati yang terdalam.
Kamu mungkin tidak tahu, jika perasaanku tidak bisa terusik oleh siapapun selain dirimu. Karena yang hatiku katakan hanya dirimu yang aku cintai. Ternyata, aku sudah segila ini mencintaimu? Bahkan rasa suka dan sayang yang dulu timbul sudah melewati fase sedalam ini.
Kecuali yang satu ini,
Aku tidak tahu bahwa ada orang yang sangat kamu cintai. Dan itu bukan diriku. Bahkan kamu juga memendamnya rapat-rapat. Bedanya, akhirnya kamu berani mengatakannya, menunjukan perasaannya tapi aku tidak. Aku begitu pengecut, bahkan untuk hal ibadah sekalipun aku tidak dapat berbuat apa-apa. Meminangmu terlebih dulu misalnya?
Tapi mungkin kamu tahu, ketika datang ke acara resmi pernikahanmu dengan dirinya. Air mata itu, tidak mampu lagi ku tahan. Sekeras apapun aku sudah mencobanya namun tetap saja tumpah. Sekeras apapun menjerit tetap saja semua ini hanya dapat aku simpan rapat-rapat.
Aku hanya berdoa untuk kebahagiaanmu, seseorang yang telah kamu pilih itu menjadi teman hidupmu mungkin lebih segalanya daripada aku. Aku pun hanya apa, mengatakan perasaan ini pun tidak. Tapi untuk kali ini, aku mencoba ikhlas. Aku beruntung pernah mengidolakan orang semenarik dirimu. Bayangmu pernah singgah dihidupku saja aku sudah sangat bahagia, apalagi dapat memilikimu.
Ah, tapi sudahlah.. dengan berakhirnya kalimat ini mungkin aku sudah bisa mengakhiri semua perasaan ini, walaupun sulit. Tuhan pasti tahu yang terbaik untukku, untukmu dan untuk dirinya.